Team Program 'Masjid Gaharu' Kota Depok
1.Ganif Aswoko , email: aswokoganif@gmail.com
2.Taqyuddin SSi MHum , email: taqygeo@gmail.com
2.Taqyuddin SSi MHum , email: taqygeo@gmail.com
Jumat, Januari 30, 2009
Pencanangan budidaya komersial gaharu di Depok
Menteri Kehutanan, MS Kaban mencanangkan gerakan nasional budidaya kayu gaharu di lingkungan masjid dan lahan masyarakat (Masjid gaharu). Pencanagan dengan penanaman perdana bibit pohon gaharu varitas unggul di masjid Al-Fauzien Perumahan Gema Pesona, Kota Depok, pada tanggal 16 September 2008.
Penanaman pohon gaharu di lingkungan masjid, menurut dia, untuk pertama kalinya dan sebagai upaya melestarikan pohon yang mulai langka ini.
"Pohon ini (gaharu) memiliki nilai ekonomi tinggi. Alangkah baiknya jika diikuti oleh masjid yang lain," ujar Kaban, yang mengaku di Dephut ada enam juta pohon siap disalurkan secara gratis.
Pengembangan budidaya kayu gaharu di masjid tersebut diinisiasi oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Depok dan Pusat Penelitian geografi Terapan (PPGT-FMIPA) Universitas Indonesia (UI).
Budidaya dimulai dari wilayah Depok akan dikembangkan diberbagai wilayah lainnya di Indonesia melalui koperasi Pemberdayaan Ekonomi Masjid Indonesia.
Budidaya kayu gaharu untuk mengantisipasi kepunahan kayu jenis ini di Indonesia. Kepunahan gaharu disebabkan dua hal. Pertama teknik penebangan kayu gaharu dan tidak ada kepastian ada atau tidaknya resin gaharu dalam kayu tersebut. Kedua, karena permintaan kayu gaharu selalu tinggi mengakibatkan menurunnya suplay alami. Gaharu umumnya terdapat di hutan-hutan wilayah Papua, Kalimantan, Halmahera, NTB, NTT serta Sumatra.
Kayu gaharu terbukti memili ekonomi tinggi, setidaknya terdapat enam klasifikasi harga kayu gaharu - terhgantung kualitas dan usia resin yang dihasilkan gaharu- dari harga termurah Rp100 ribu per kg hingga Rp30 juta per kilogram.
Permintaan risen gaharu selalu meningkat setiap tahun. Negara-negara yang mengimport banyak gaharu adalah India, Cina, Jepang, Arab, Saudi dan Amerika Serikat. Turut dalam menanam pohon bersama menteri diantaranya Wakil Walikota Depok Yuyun Wirasaputra, Ketua DPRD Naming D Bothin serta sejumlah tokoh masyarakat lain.(sumber: ganif aswoko)
Penanaman pohon gaharu di lingkungan masjid, menurut dia, untuk pertama kalinya dan sebagai upaya melestarikan pohon yang mulai langka ini.
"Pohon ini (gaharu) memiliki nilai ekonomi tinggi. Alangkah baiknya jika diikuti oleh masjid yang lain," ujar Kaban, yang mengaku di Dephut ada enam juta pohon siap disalurkan secara gratis.
Pengembangan budidaya kayu gaharu di masjid tersebut diinisiasi oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Depok dan Pusat Penelitian geografi Terapan (PPGT-FMIPA) Universitas Indonesia (UI).
Budidaya dimulai dari wilayah Depok akan dikembangkan diberbagai wilayah lainnya di Indonesia melalui koperasi Pemberdayaan Ekonomi Masjid Indonesia.
Budidaya kayu gaharu untuk mengantisipasi kepunahan kayu jenis ini di Indonesia. Kepunahan gaharu disebabkan dua hal. Pertama teknik penebangan kayu gaharu dan tidak ada kepastian ada atau tidaknya resin gaharu dalam kayu tersebut. Kedua, karena permintaan kayu gaharu selalu tinggi mengakibatkan menurunnya suplay alami. Gaharu umumnya terdapat di hutan-hutan wilayah Papua, Kalimantan, Halmahera, NTB, NTT serta Sumatra.
Kayu gaharu terbukti memili ekonomi tinggi, setidaknya terdapat enam klasifikasi harga kayu gaharu - terhgantung kualitas dan usia resin yang dihasilkan gaharu- dari harga termurah Rp100 ribu per kg hingga Rp30 juta per kilogram.
Permintaan risen gaharu selalu meningkat setiap tahun. Negara-negara yang mengimport banyak gaharu adalah India, Cina, Jepang, Arab, Saudi dan Amerika Serikat. Turut dalam menanam pohon bersama menteri diantaranya Wakil Walikota Depok Yuyun Wirasaputra, Ketua DPRD Naming D Bothin serta sejumlah tokoh masyarakat lain.(sumber: ganif aswoko)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
salam hormat
BalasHapusuntuk mendapatkan bibit gahrau di dephut,harap menghubungi siapa bagian apa?dan tolong mintak nomer telponnya.
wahyudin di indramayu